Tahukah kau selama ini aku selalu berdiri
sendiri disini melihatmu bersinar cerah, memperhatikan gerak gerikmu, mendoakan
kebahagianmu, menikmati senyummu-yang meski bukan untukku-, mencintaimu dalam
kebisuan dan masih setia menunggumu melihatku dalam kegelapan.
Lagi, untuk
kesekian kalinya, diluar kesadaranku kudapati mataku sedang menikmati senyum
indahnya, matanya yang menghangatkan, gerak geriknya yang seperti pangeran
dimataku. Entah apa bagian darimu yang membuatku selalu ingin memandangnya,
memang senyumnya sangat kusukai, memang gayanya sangat ku hormati, memang
tatapannya sangat menghangatkanku, tapi bukan karena itu aku suka memperhatikannya,
hatiku yang selalu ingin dan tenang begitu melihatnya... Kadang ia dapati
mataku melihatnya, tapi selalu kualihkan pandanganku setelahnya, entah apa yang
ia pikirkan tentang ku,,
Hari ini hari
senin, karena itu aku datang cepat, aku berdiri di depan kelas sembari ingin melihat
kedatangannya. Ingin melihat senyumnya di pagi hari, berharap itu akan menjadi
semangatku belajar hari ini. Ia datang, dengan dasi di mulutnya, sepertinya ia
terburu-buru pagi ini tidak seperti biasanya. Aku tertawa dalam hati, lucu
melihatnya seperti itu. Aku yang tak pernah tau kepribadiannya, aku yang tak
pernah berbicara dengannya, aku hanya seseorang yang selalu melihatnya dan
menunggunya melihatku dan membiarkan cinta tumbuh di dalam dadaku untuknya.
Ia seorang
senior di sekolahku, aku ingin mendekatinya. Tapi aku seorang perempuan, junior
perempuan. Dari kesekian banyak perempuan di sekolah ini, ia tak mungkin
mengenaliku, itu yang membuatku sakit, sedih, kecewa begitu tahu faktnya.
Mungkin walau Cuma sebatas tau namaku saja, itu akan membuatku senang, tapi
mungkinkah?
Aku ingin dilindungi
oleh kehangatan matamu, aku ingin disemangati dengan keindahan senyummu, aku
ingin direngkuh oleh bahumu yang kuat, aku ingin mendapat cinta yang tulus
darimu. Karena menjadi penggemar rahasia itu kadang sakit dan kadang senang..
Hari dan hari
terus berlalu, tanpa sadar sudah kesekian kalinya aku selalu melihatnya,
memandanginya, dan mencintainya.
Hari itu aku
mengikuti salah satu pelatihan di sekolahku, ia menjadi seorang panitianya. Dan
tanpa sadar mataku terus mengekor padanya.
Hari setelah
itu, bisa disebutkan sebagai hari
bersejarahku, aku berbicara padanya. Mungkin ia mengartikannya sebagai
ke-pedulian seorang kakak pada adik. Tapi aku tidak mengartikan seperti itu.
Karena aku memendam rasa padanya, kau bisa tau apa yang ku artikan jika
kamu-yang membaca ini- sedang jatuh cinta.
Saat itu aku
sedang sakit dan aku terbengong, ia menegurku dan mengatakan untuk tidak
bengong. Aku terdiam, cukup lama. Tak pernah aku memandang matanya sedekat ini,
tak pernah aku berdiri sedekat ini dengannya. Kemudian ia memintaku untuk duduk
dan menawariku makanannya.
Jika aku
bertanya pada semua perempuan di dunia ini, jika orang yang dicintainya membagi
makanannya untuk kita, apa yang akan kita rasakan? Jawablah dengan hati kalian.
Kalian akan merasakan kebahagiaan yang sedang kurasakan.
Tapi
bukankah menyakitkan, jika hanya kamu yang mengingat itu? Hanya kamu yang
merasakan senang? Hanya kamu yang menjadikan itu hari penting untukmu? Hanya
kamu yang merasakan kebahagiaan? Hanya kamu yang memendam rasa itu? Sementara ia
tidak? Karena itulah yang kurasakan.
Am i just the one
that remembered it?
Am i just the one that memorized
it?
Am i just the one who momented it?
Am i just the one that felt happy?
Am i just the one who thought it
as historical day?
Am i just the one that want it
happen again?
Am i just
the one that hoped too much?
Am i just the one
that love the way to look at you?
Am i just the
one that fallin?
Am i just the one that want to be
looked back?
Am i just the one that love the way you care?
Am i
just the one that want you?
Am i just the one that admired you secretly?
Am i just the
one?
Is
it called as one side love?
Sincerely
Your Admirer